Kamis, 19 Juni 2014

BERPIKIR DAN PENYELESAIAN MASALAH


3.1        PENGERTIAN PENYELESAIAN MASALAH
            Tanpa adanya sebuah konsep untuk memahami sesuatu, mustahil kita dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Karena jika kita mengerti tentang konsep suatu hal, maka kita akan lebih memahami apa isi dari pemikiran tersebut. Saat kita berpikir, maka kita sedang menggunakan kemampuan kognitif kita dalam proses berpikir dan menyelesaikan masalah. Disini kita akan membicarakan proses umum bagaimana kita memecahkan masalah. Menurut Lahey, definisi dari penyelesaian masalah adalah sebagai proses berpikir melalui informasi yang didapat untuk mencapai suatu tujuan  yang disana terdapat beberapa kendala/masalah.

3.2     TAHAPAN DALAM PEMECAHAN MASALAH
            Ada 3 cara yang melibatkan proses mental/kognisi dalam menyelesaikan masalah yang harus dilakukan secara berurutan, yaitu pertama kita harus merumuskan suatu masalah untuk memutuskan jenis masalah yang bagaimana yang sedang kita hadapi. Kedua, kita butuh untuk mengevaluasi unsur-unsur masalah tersebut agar kita dapat memutuskan cara apa dan informasi yang bagaimana yang kita butuhkan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dan akhirnya, kita perlu untuk membentuk daftar solusi dan mengevaluasinya.
1.2.1        MERUMUSKAN MASALAH
Sebelum kita dapat memecahkan masalah, kita harus bisa menjelaskannya secara jelas dan spesifik. Kadang-kadang masalah yang kita hadapi itu sudah jelas. Contohnya, saya haus, tetapi saya tidak punya air; apa yang harus saya lakukan? Di saat yang lain, sifat dasar suatu masalah tidak begitu jelas terlihat. Oleh karena itu, untuk memecahkan suatu masalah, kita harus mengetahui apa masalah sebenarnya.Seperti yang dikatakan oleh Micahel Posner (1973), kunci untuk pemecahan masalah yang efektif biasanya adalah rumusan awal masalah itu sendiri
           
3.2.2    MEMAHAMI DAN MENGATUR UNSUR-UNSUR DARI MASALAH
            Setelah merumuskan masalah, unsur-unsur yang tersedia dalam masalah tersebut, seperti informasi dan sumber sumber lain yang tersedia untuk kita. Seringkali pemecahan masalah yang efektif mengharuskan kita fleksibel dalam menafsirkan makna dan kegunaan unsur-unsur tersebut. Dan banyak masalah di kehidupan yang membutuhkan wawasan untuk menyusun kembali unsur-unsur masalah tersebut. Terkadang, pemecahan masalah yang efektif membutuhkan kita sebagai penerjemah dan pengguna alat yang fleksibel. Salah satu hal dimana pemecahan masalah oleh manusia agak diduga keliru karena kita sring tidak cukup fleksibel dalam mengevaluasi bagian-bagian dari suatu masalah.
Dalam mengevaluasi bagian-bagian dari suatu masalah, kita biasanya dibatasi dan terjebak oleh “rutinitas mental”, atau dalam istilah psikologi, kita terjebak dalam mental set. Mental set diartikan sebagai cara yang sudah biasa dilakukan dalam mendekati atau melihat suatu masalah. Karena masalah sering membutuhkan cara baru dan fleksibel dalam menggunakan bagian-bagiannya, cara yang biasa dalam melihat bagian-bagian dari masalah tersebut dapat menghalangi proses pemecahan masalah.
3.2.3    MENGHASILKAN DAN MENGEVALUASI SOLUSI ALTERNATIF
            Seringkali suatu masalah memiliki lebih dari satu solusi untuk menyelesaikannya. Strategi kognitif yang digunakan untuk langkah-langkah dalam operasi pemecahan masalah ada 3, yaitu:
            1.         Trial and Error merupakan suatu bentuk pendekatan dalam menyelesaikan                       masalah yang sering kita gunakan.  Trial and error adalah solusi acak yang                mungkin dari digunakan untuk menyelesaikan masalah.
            2.         Algoritma adalah pola penalaran sistematis yang menjamin menemukan                             solusi             yang tepat untuk suatu masalah.
            3.         Heuristik adalah strategi berpikir aturan atau cara pintas mental yang pintar                       dan kreatif yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah lebih                mudah dan cepat tetapi tidak menjamin solusi yang tepat.

3.3     FAKTOR EMOSIONAL DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN
            Kita seringkali berpikir jika dalam penyelesaian masalah hanya menggunakan proses mental, namun ternyata seringkali dalam membuat keputusan itu tidak berdasarkan logika. Dalam situasi bebeda, faktor kognitif dan emosi bekerja bersama untuk mengetahui persepsi kita terhadap resiko. Banyak orang merasa bahwa mereka merasa lebih aman berkendara di dalam mobil daripada berada di atas pesawat terbang tetapi penelitan berkata bahwa kita lebih aman berada di udara.
Kenapa kita banyak yang salah sangka terhadap penerbangan udara? Salah satu alasannya adalah karena kecelakaan pesawat lebih sering terlihat di publik daripada kecelakan mobil karena lebih banyak orang yang meninggal ketika pesawat jatuh. Alasan lain adalah gambaran jatuh dari langit dan mengalami kecelakaan memiliki dampak yang luar biasa terhadap emosi dalam pemikiran kita. Bayangan kecelakaan mobil bagi sebagian besar kita tidak begitu menakutkan dibandingkan dengan kecelakaan pesawat.

3.4     PEMECAHAN MASALAH SECARA KREATIF : BERPIKIR  
3.4.1   KONSEP BERPIKIR
            Kreativitas sangat dihargai dalam budaya kita, tetapi itu adalah konsep yang susah untuk didefinisikan. Tetapi ada definisi ilmiah tertentu telah diterima secara luas di kalangan peneliti dan ada perbedaan antara cara-cara di mana para ilmuwan mendefinisikan kreativitas dan cara berpikirnya oleh mereka dalam seni. Menurut Stenberg, berpikir kreatif adalah kombinasi dari flexibilitas dalam berpikir dan menyusun kembali pemahaman untuk memproduksi ide yang inovatif dan solusi baru. Guilford (1950,1967) mengemukakan konsep dari berpikir yang memberikan kerangka kerja yang sangat baik untuk pemahaman kreativitas. yaitu :
1.         Berpikir konvergen adalah pemikiran yang logis, nyata, lazim dan berfokus pada masalah sampai solusinya ditemukan.
2.         Berpikir divergen adalah cara berpikir yang tidak diatur, hanya diarahkan sebagian, dan tidak lazim.
3.4.2    PENGERTIAN KREATIVITAS
            Kreativitas seseorang mungkin merupakan hasil dari kecerdasan. Kebanyakan dari orang-orang yang yang kita anggap sangat kreatif juga sangat cerdas. Namun, beberapa peneliti dalam wilayah kreativitas percaya bahwa berpikir kreatif mempunyai batas tertentu terpisah dari kecerdasan umum.
3.4.3    PROSES KREATIF
            Tanpa memperhatikan kemampuan individu, bagaimana proses kreatif terjadi? Bertahun-tahun yang lalu, Wallas menyarankan bahwa pemecahan masalah secara kreatif biasanya berlangsung dalam empat langkah, yaitu :
            1.         Tahap persiapan merupakan tahap awal untuk merumuskan masalah, meng -                    ingat fakta-fakta yang berhubungan, dan berpikir tentang solusi yang mungkin                         terjadi.
2.         Tahap inkubasi adalah tahap masa istirahat. Pada saat ini orang yang men - coba untuk memecahkan masalah yang sulit yang membutuhkan solusi kreatif, umumnya merasa perlu untuk mengatur tersebut untuk sementara waktu   setelah masa persiapan awal.
3.         Tahap iluminasi adalah masa dimana seseorang mengacu pada wawasan yang muncul secara tiba-tiba yang berkaitan dengan solusi.

4.         Tahap terakhir yaitu tahap verifikasi adalah tahap yang melibatkan langkah penting tapi kadang-kadang antiklimaks dari pengujian solusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar