2.1 Gender Identity (Identitas Gender)
Adalah kesadaran (sudut pandang seseorang tentang dirinya sebagai laki-laki maupun sebagai perempuan. Gender identity berkembang sejak masa bayi. Anak bayi diidentifikasikan sebagai perempuan atau pun laki-laki berdasarkan alat kelaminnya. Anak-anak mempelajari bagaimana ia seharusnya bersikap berdasarkan gendernya melalui interaksi dengan anggota keluarganya,
teman sebayanya, guru dan lain-lain.
Contohnya, laki-laki/perempuan bersikap sesuai kodratnya karena pengaruh interaksi sosialnya.
2.2 Gender Role(Peran Gender)
Peran
gender adalah sikap khas yang dipengaruhi oleh kebjakan-kebijakan budaya tentang apa yang harus dilakukan anak laki-laki/perempuan berdasarkan jeniskelamin mereka.
Beberapa budaya menekankan bahwa anak-anak harus dibesarkan untuk mengadopsi peran gender tradisional. Anak laki-laki dibesarkan untuk menjadi “maskulin” (misalnya kuat, agresif dan mandiri) dan anak perempuan dibesarkan untuk menjadi
“feminis” (misalnya peka terhadap orang lain, baik dalam berinteraksi dengan orang lain).
Sebenarnya, maskulin/feminis bukan hal yang berbeda secara penuh,
tetapi berada pada dua dimensi yang berbeda. Orang yang memiliki karakter feminis dan maskulin disebut sebagai androgini. Misalnya:
seorang wanita karir
yang pekerja keras, tetapi juga harus melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga.
Wanita ini dapat dikatakan androgini karena memiliki sifat maskulin = pekerja keras dan feminis =
mengerjakan tugas ibu rumah tangga.
Biasanya orang androgini lebih mudah beradaptasi karena mereka lebih mudah memahami tentang situasi tersebut.
2.3 Persamaan dan Perbedaan
Gender
1.
Perbedaan
Gender dari Segi Fisik
Banyak
psikologis percaya bahwa perbedaan fisik memiliki peran penting pada perbedaan psikologis
gender (Buss, 1995; Hyde, 2007).
Pada
umumnya, skor wanita lebih tinggi dari pria dalam tes:
|
Pada
umumnya, skor pria lebih tinggi dari wanita dalam tes:
|
Kemampuan
berbahasa
|
Dalam
tata ruang dan permesinan
|
Kemampuan
membaca
|
Teknologi
dan pengetahuan alam
|
Mengeja
|
Ingatan
pada bentuk/ non-lisan
|
Mengimajinasi
|
Lebih
mudah dalam hal belajar mengenai lingkungan sosial
|
Pergerakan
|
Elektronik,
otomotif dan teknik perdagangan
|
2.
Perbedaan
Gender Pada Kemampuan Kognitif dan Prestasi
Perempuan
lebih menonjol dari pria pada kemampuan berbahasa dan hal-hal yang menyangkut tugas
otak kanan. Misalnya, kerapian dan keindahan (seni), sedangkan laki-laki pada bidang
matematika, pengetahuan, tetapi hal ini bukan lah suatu ketetapan kalau wanita lebih
baik dibahasa dan laki-laki di pengetahuan. Intinya gender tidak bisa menjadi ukuran
mutlak pada kemampuan kognitif seseorang.
3.
Perbedaan
Gender dalam Aspek Emosi dan Sikap Sosial
Pada
umumnya, perempuan lebih dalam hal:
|
Pada
umumnya, laki-laki lebih dalam hal:
|
Pengasuhan
dan rasa simpatis
|
Kompetitif
dan dominan
|
Mudah
bergaul
|
Tegas
|
Mudah
percaya dan terbuka
|
Biasanya
laki-laki sering terlibat dalam tindak kriminal/kejahatan
|
Mudah
bekerja sama dan mencintai kedamaian
|
Bersifat
curang
|
Mudah
cemas dan depresi
|
Menjunjung
harga diri
|
4.
Perbedaan
Gender dalam Pemilihan Pasangan dan Sikap Seksual
Pada
umumnya wanita lebih:
|
Pada
umumnya pria lebih:
|
Menyukai
pasangan yang lebih tua
|
Pasangan
yang lebih muda
|
Berpenghasilan
tinggi (mapan)
|
Menyukai
wanita secara fisik
|
Berpotensi
|
Menyukai
wanita yang mampu mengurus pekerjaan rumah
|
Menyukai
pasangan dengan karakter yang baik
|
Cemburu
dan mengontrol pasangan mereka
|
Siklus Respon Seksual (Sexual Response Cycle)
Adalah respon manusia terhadap
stimulus seksual termasuk respon biologis yang dapat diprediksi.
Ada
4 tahap ”Sexual Response Cycle”, yaitu:
1.
Fase
Excitement
Dimulai
dari stimulus visual,kontak fisik,fantasi,dll.Darah mengalir ke penis dan
vagina,ereksi dan lubrikasi terjadi detak jantung meningkat,tekanan darah juga
naik,dan tubuh juga meningkat.
2.
Fase
Plateau
Jika
rangsangan seksual cukup intens,peningkatan seksual memasuki tahap plateau
dengan karakteristik level tinggi dari peningkatan itu terjadi dalam jangka
waktu yang cukup lama,tetapi tingkat kepuasaan seksual belum mencapai maksimum.
3.
Fase
Orgasmic
Pada
Fase ini,puncak peningkatan fisik dan kepuasan tercapai dan terkadang terjadi
ejakulasi pada pria,ditandai dengan napas yang cepat,tekanan darah dan detak
jantung mencapai level tinggi,kulit bergejolak(keringat),dan seseorang
kehilangan control otot untuk waktu yang singkat,dan merasa kejang di beberapa bagian
otot.
4.
Fase
Resolusi
Pada
fase ini terjadi penurunan level peningkatan fisik,dalam beberapa menit tubuh
kembali ke keadaan semula.Pada pria fase resolusi diikuti oleh saat dimana pria
tidak merespon tanggapan seksual yang dinamakan periode refractory,tidak ada
periode refractory pada wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar