Kamis, 19 Juni 2014

Gender dan Sexual Response Cycle

2.1 Gender Identity (Identitas Gender)
Adalah kesadaran (sudut pandang seseorang tentang dirinya sebagai laki-laki maupun sebagai perempuan. Gender identity berkembang sejak masa bayi. Anak bayi diidentifikasikan sebagai perempuan atau pun laki-laki berdasarkan alat kelaminnya. Anak-anak mempelajari bagaimana ia seharusnya bersikap berdasarkan gendernya melalui interaksi dengan anggota keluarganya, teman sebayanya, guru dan lain-lain. Contohnya, laki-laki/perempuan bersikap sesuai kodratnya karena pengaruh interaksi sosialnya.

2.2 Gender Role(Peran Gender)
Peran gender adalah sikap khas yang dipengaruhi oleh kebjakan-kebijakan budaya tentang apa yang harus dilakukan anak laki-laki/perempuan berdasarkan jeniskelamin mereka.
Beberapa budaya menekankan bahwa anak-anak harus dibesarkan untuk mengadopsi peran gender tradisional. Anak laki-laki dibesarkan untuk menjadi “maskulin” (misalnya kuat, agresif dan mandiri) dan anak perempuan dibesarkan untuk menjadi “feminis” (misalnya peka terhadap orang lain, baik dalam berinteraksi dengan orang lain). Sebenarnya, maskulin/feminis bukan hal yang berbeda secara penuh, tetapi berada pada dua dimensi yang berbeda. Orang yang memiliki karakter feminis dan maskulin disebut sebagai androgini. Misalnya: seorang wanita karir yang pekerja keras, tetapi juga harus melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga. Wanita ini dapat dikatakan androgini karena memiliki sifat maskulin = pekerja keras dan feminis =  mengerjakan tugas ibu rumah tangga. Biasanya orang androgini lebih mudah beradaptasi karena mereka lebih mudah memahami tentang situasi tersebut.


2.3 Persamaan dan Perbedaan Gender
1.      Perbedaan Gender dari Segi Fisik
Banyak psikologis percaya bahwa perbedaan fisik memiliki peran penting pada perbedaan psikologis gender (Buss, 1995; Hyde, 2007).

Pada umumnya, skor wanita lebih tinggi dari pria dalam tes:
Pada umumnya, skor pria lebih tinggi dari wanita dalam tes:
Kemampuan berbahasa
Dalam tata ruang dan permesinan
Kemampuan membaca
Teknologi dan pengetahuan alam
Mengeja
Ingatan pada bentuk/ non-lisan
Mengimajinasi
Lebih mudah dalam hal belajar mengenai lingkungan sosial
Pergerakan
Elektronik, otomotif dan teknik perdagangan

2.      Perbedaan Gender Pada Kemampuan Kognitif dan Prestasi
Perempuan lebih menonjol dari pria pada kemampuan berbahasa dan hal-hal yang menyangkut tugas otak kanan. Misalnya, kerapian dan keindahan (seni), sedangkan laki-laki pada bidang matematika, pengetahuan, tetapi hal ini bukan lah suatu ketetapan kalau wanita lebih baik dibahasa dan laki-laki di pengetahuan. Intinya gender tidak bisa menjadi ukuran mutlak pada kemampuan kognitif seseorang.

3.      Perbedaan Gender dalam Aspek Emosi dan Sikap Sosial

Pada umumnya, perempuan lebih dalam hal:
Pada umumnya, laki-laki lebih dalam hal:
Pengasuhan dan rasa simpatis
Kompetitif dan dominan
Mudah bergaul
Tegas
Mudah percaya dan terbuka
Biasanya laki-laki sering terlibat dalam tindak kriminal/kejahatan
Mudah bekerja sama dan mencintai kedamaian
Bersifat curang
Mudah cemas dan depresi
Menjunjung harga diri

4.      Perbedaan Gender dalam Pemilihan Pasangan dan Sikap Seksual

Pada umumnya wanita lebih:
Pada umumnya pria lebih:
Menyukai pasangan yang lebih tua
Pasangan yang lebih muda
Berpenghasilan tinggi (mapan)
Menyukai wanita secara fisik
Berpotensi
Menyukai wanita yang mampu mengurus pekerjaan rumah
Menyukai pasangan dengan karakter yang baik
Cemburu dan mengontrol pasangan mereka

Siklus Respon Seksual (Sexual Response Cycle)
            Adalah respon manusia terhadap stimulus seksual termasuk respon biologis yang dapat diprediksi.
            Ada 4 tahap Sexual Response Cycle”, yaitu:
1.      Fase Excitement
Dimulai dari stimulus visual,kontak fisik,fantasi,dll.Darah mengalir ke penis dan vagina,ereksi dan lubrikasi terjadi detak jantung meningkat,tekanan darah juga naik,dan tubuh juga meningkat.
2.      Fase Plateau
Jika rangsangan seksual cukup intens,peningkatan seksual memasuki tahap plateau dengan karakteristik level tinggi dari peningkatan itu terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama,tetapi tingkat kepuasaan seksual belum mencapai maksimum.
3.      Fase Orgasmic
Pada Fase ini,puncak peningkatan fisik dan kepuasan tercapai dan terkadang terjadi ejakulasi pada pria,ditandai dengan napas yang cepat,tekanan darah dan detak jantung mencapai level tinggi,kulit bergejolak(keringat),dan seseorang kehilangan control otot untuk waktu yang singkat,dan merasa kejang di beberapa bagian otot.


4.      Fase Resolusi
Pada fase ini terjadi penurunan level peningkatan fisik,dalam beberapa menit tubuh kembali ke keadaan semula.Pada pria fase resolusi diikuti oleh saat dimana pria tidak merespon tanggapan seksual yang dinamakan periode refractory,tidak ada periode refractory pada wanita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar