Kamis, 19 Juni 2014

LUPA DAN PENYEBABNYA

Lupa dan Sebab Terjadinya
Jika diminta untuk menggambarkan apa yang terjadi hari ini, kita dapat secara akurat mengingat banyak peristiwa semisal percakapan pribadi. Namun, ketika esok harinya kita ada dua mata kuliah ujian, sekalipun kita sudah belajar pada malam sebelumnya, ada beberapa hal yang tampaknya telah kita lupakan. Mengapa beberapa memori menjadi hilang atau tidak dapat ditarik kembali? Apa yang menyebabkan terjadinya lupa? Kita akan membahasnya dalam subbab ini.
1.        Pengertian lupa
Lupa adalah istilah yang sangat populer di masyarakat. Setiap waktu pasti ada orang yang lupa akan sesuatu, baik tentang peristiwa masa lampau ataupun sesuatu yang akan dilakukan, atau mungkin hal yang baru saja dilakukan. Fenomena ini dapat terjadi pada siapapun, baik anak-anak, remaja, orangtua, guru, pejabat, profesor, petani, dan sebagainya.
Lupa mengacu pada ketidakmampuan untuk mengambil, mengingat, atau mengenali informasi yang disimpan atau masih tersimpan dalam memori jangka panjang. Lupa juga dapat diartikan sebagai suatu gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan.
2.        Sebab-sebab terjadinya lupa
Daya ingat memori kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yang pernah kita ketahui, tetapi tidak dapat diingat kembali pada suatu waktu. Alasannya antara lain: apa yang telah kita ingat, dimana disimpan dalam bagian tertentu di otak, tidak pernah atau jarang digunakan lagi. Akibatnya memori itu akan terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Atau ketika kita mempelajari sesuatu yang baru, ada kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat pada suatu waktu tidak dapat diingat kembali.
Beberapa sebab-sebab mengapa orang bisa melupakan tentang suatu hal akan dibahas di bawah ini.
1.      Represi
Menurut Freud, represi adalah proses mental yang secara otomatis menyembunyikan informasi tentang emosi mengancam atau kecemasan di bawah sadar, dimana memori yang ditekan tidak dapat dipanggil secara sukarela, tetapi sesuatu yang dapat menyebabkan mereka untuk memasuki kesadaran di lain waktu.
2.      Poor retrieval cues/ poor encoding
Isyarat pengambilan merupakan pengingat mental yang kita ciptakan dengan membentuk gambar mental yang jelas atau membuat asosiasi antara informasi baru dan informasi yang kita sudah tahu.
3.      Interference
Gangguan, dimana merupakan salah satu alasan umum dalam hal lupa, memiliki pengertian bahwa penarikan kembali beberapa memori tertentu diblokir atau dicegah dengan memori terkait lainnya.
4.      Amnesia
Amnesia, yang mungkin bersifat sementara atau permanen, adalah hilangnya memori yang mungkin terjadi setelah pukulan atau kerusakan pada otak atau setelah penyakit, anestesi umum, obat-obatan tertentu, atau trauma psikologis yang parah.
5.      Distorsi
kita mungkin tidak menyadari kapan kita tidak dapat mengingat sesuatu karena distorsi memori yang disebabkan oleh bias atau sugesti. Misalnya, bias beroperasi ketika mahasiswa mengingat 89% dari nilai A di SMA tetapi hanya 29% dari nilai D yang diingat atau ketika pasangan bercerai hanya mengingat sebagian besar saat-saat yang buruk saja, tidak untuk yang baik. sugesti beroperasi ketika korban kejahatan merupakan orang yang salah diidentifikasi yang kemudian diperjelas oleh bukti DNA. karena bias dan sugesti, kita lupa atau tidak dapat mengingat suatu hal, sering tanpa kita menyadari distorsi memori.


3.        Teori-teori mengenai lupa
Ada empat teori utama tentang lupa: decay theory, yang menyatakan bahwa waktu sendiri menyebabkan memori jejak memudar, interference theory,  yang menunjukkan bahwa memori lain akan mengganggu dalam mengingat, reconstruction (schema) theory, yang menyatakan bahwa informasi dalam memori menjadi terdistorsi ketika kita mencoba untuk mengingatnya, dan motivated forgetting, yang menunjukkan bahwa kita lupa akan informasi yang tidak menyenangkan atau mengancam.
1.      Decay theory
Teori ini menyatakan bahwa memori menjadi semakin lemah dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali. Memori yang tidak digunakan akan memudar secara bertahap dari waktu ke waktu. Setiap informasi dalam memori akan meninggalkan jejak. Jejak ini akan hilang atau rusak bila tidak pernah dipakai lagi.
2.      Interference theory
Teori gangguan didasarkan pada bukti kuat bahwa kejadian lupa di LTM tidak terjadi karena berlalunya waktu, melainkan, karena memori lain mengganggu pengambilan apa yang kita coba ingat, terutama jika memori lain yang mirip dengan salah satu memori yang kita coba ingat. Dalam kata lain lupa terjadi karena informasi yang satu mengganggu proses mengingat informasi lainnya.
Psikolog merujuk pada gangguan yang dibangun oleh memori dari pembelajaran sebelumnya sebagai gangguan proaktif (proactive interference) dan gangguan yang dibangun oleh memori dari pembelajaran setelahnya sebagai gangguan retroaktif (retroactive interference).
3.      Reconstruction (schema) theory
Pertama kali disajikan pada tahun 1932 oleh Sir Fredric Bartlett, teori yang dikenal sebagai teori rekonstruksi, atau teori skema, menunjukkan bahwa informasi yang tersimpan dalam LTM tidak dilupakan dalam arti biasa, tetapi kadang-kadang diingat dalam kondisi terdistorsi, dengan cara yang salah. Skema adalah jaringan asosiatif yang terdiri dari keyakinan, pengetahuan, dan harapan. Ingatan kita tentang informasi dalam memori jangka panjang sering menjadi terdistorsi, karena kita mengingatnya dengan cara yang lebih konsisten dengan skema ini.
4.      Motivated forgetting
Bertahun yang lalu, Sigmund Freud menyarankan bahwa kita lupa beberapa informasi, karena itu mengancam kita dalam beberapa cara. kita akan memiliki lebih banyak untuk mengatakan tentang teori lupa termotivasi dalam kepribadian. Freud percaya bahwa pikiran sadar sering ditangani dengan informasi yang tidak menyenangkan atau berbahaya dengan mendorongnya tak sadarkan diri, dengan tindakan represi. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar