Kamis, 12 Juni 2014

Pengalaman selama menjadi “anak didik”(Pedagogi)

Ujian Semester Satu berlangsung selama 1X60 menit atau satu jam untuk semua tingkatan kelas,dari kelas satu sampai kelas enam Sekolah Dasar(SD),dan itu juga berlaku untuk setiap mata pelajaran.Jam 08.00 kami semua memasuki ruang kelas masing-masing,saat itu saya duduk di kursi paling depan bersama semua teman sekelas saya,anak kelas tiga Sekolah Dasar(SD).Setelah semua anak duduk dengan rapi di bangkunya,Guru memasuki ruangan dengan lembar soal di tangannya dan langsung berkata:”Sebelum memulai ujian marilah kita berdo’a,do’a dimulai”.Mendengar instruksi yang diberikan oleh Ibu guru tersebut kami semua mulai berdo’a.Setelah do’a selesai guru kami membagikan lembar soal ke setiap siswa dan kemudian berkata lagi:”Ambil 1 kertas dari bukunya dan tulis jawabannya di kertas tersebut.” Perintah ibu guru,kami semua mengambil satu kertas dari buku masing-masing dan menuliskan nama kami seperti yang diperintahkan oleh guru.Soal terdiri dari 20 pilihan berganda,5 isian,dan 2 esai.Suasana kelas tampak tertib karena guru dengan ketat mengawasi dan berkeliling ruang kelas hal ini tentu saja membuat kami tidak bisa ribut sehingga suasana kelas saat itu benar-benar tertib.Saya berusaha mengerjakan soal secara beraturan,tidak melompat satu nomor pun,karena selama proses belajar mengajar dan juga mengerjakan soal dan pekerjaan rumah pun guru tidak pernah menyuruh kita mengerjakan secara tidak beraturan.Saya benar-benar mengalami kesulitan untuk menjawab soal tersebut,dan saat kami semua sudah sampai pada bagian “isian” di nomor lima kami mengalami kesulitan karena soalnya membahas tentang denah.Saat itu yang ditanya adalah mengenai jarak antara jalan A ke supermarket B.Selama ini yang kami tahu hanyalah menyebutkan bagaimana cara ataupun petunjuk/arah agar sampai ke supermarket,tetapi saat itu pertanyaan ditukar dan kami semua kebingungan karena rasa kami tidak pernah belajar hal seperti ini.Karena merasa sangat bingung dengan jawabannya,suasana kelas tiba-tiba terpecah dengan suara guru yang bertanya ada yang tidak dimengerti,mungkin guru kami mengerti dengan kesulitan yang kami hadapi melihat semua ekspresi yang kami tunjukkan.Kami kemudian menjadi ribut dan semuanya menunjukkan tangan dan berbicara di waktu yang bersamaan .Akhirnya guru berkata kalau ribut tidak akan dibantu kami semua pun tertunduk,kemudian bertanya tentang soal nomor 5 isian tersebut.Setelah guru menjelaskan cara mengerjakannya kami pun dapat mengerjakan soal tersebut.Setelah semua pilihan berganda dan isian selesai maka sekarang waktunya mengisi soal esai,Di soal pertama esai diberikan sebuah cerita mengenai suatu kejadian kami diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai 5W+1H.Berikutnya di soal kedua kami diminta mengarang bagaimana pengalaman liburan kami selama masa liburan di semester lalu.Dengan semangat saya mengerjakan soal terakhir tersebut karena saya rasa itu cukup mudah karena kita hanya diminta bercerita dalam bentuk tulisan.Saat saya sudah setengah dari karangan saya tiba-tiba guru berkata kalau karangan kami harus memuat unsur 5W+1H juga,itu membuatku terkejut karena tidak semua unsur saya masukkan ke dalam cerita saya tersebut,bagaimana ini apakah saya harus mengulang atau tidak,tapi jika guru sudah berkata seperti itu,bukan kah saya wajib mengerjakannya,saya pun mengulang karangan saya tersebut dan memasukkan unsur 5W+1H tersebut ke dalam karangan saya.Setelah semua selesai akhirnya saya mengumpulkan lembar jawaban ke guru,berkemas,dan pulang ke rumah.
Kesimpulan:
            Dari cerita di atas,bisa kita lihat bahwa anak yang masih dalam proses pembelajaran pedagogi,menjadikan guru sebagai kontrol proses belajar mengajar hal ini dapat dilihat dari apapun yang diperintahkan guru maka murid akan melaksanakannya,seperti ketika guru menyuruh murid untuk menjaga ketertiban kelasnya murid akan diam seperti contoh di atas,selain itu ketika murid diminta menjawab tentang jarak dari tempat “a” ke rempat “b” murid sulit untuk menjawab karena pada proses pembelajaran pedagogi murid akan belajar hanya berdasarkan isi atau pengetahuan teoritis saja hal ini juga didukung dengan pemikiran yang berkembang secara konvergen(”convergent thinking”) dimana pada proses ini murid akan diminta menjawab soal dengan apa yang diminta,tidak bebas dalam menjawabnya seperti halnya dalam cerita ketika murid diminta mengerjakan soal mengarang,murid hanya bisa mengarang berdasarkan unsur cerita 5W+1H saja.Kemudian dalam pembelajaran pedagogi ini guru mengontrol waktu dan kecepatan misalnya pada cerita di atas tentang berapa jam ujian berlangsung setelah waktu habis semua murid disuruh mengumpulkan lembar jawaban mereka,berkemas,dan pulang.Ini adalah proses pembelajaran pedagogi.



TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar